Marketing jalanan akhir-akhir ini meresahkan warga. Model pemasaran pintu ke pintu ini sudah sangat dikenal sejak jaman dahulu kala. Pemasaran ini memang menguras tenaga, Karena harus berjalan dari pintu satu ke pintu yang lain dan menjelaskan satu persatu produk ke masing-masing rumah yang dikunjungi . Walau terkesan menghabiskan waktu saja, namun ternyata sampai saat ini masih sangat digemari. Apalagi dengan semakin banyaknya lulusan-lulusan sekolah yang belum mendapat pekerjaan seperti yang mereka damba-dambakan.
Banyak sekali lowongan kerja yang terpampang di koran maupun media lain yang menawarkan pekerjaan marketing, banyak pula peminatnya karena menjanjikan bonus yang besar. Dan pada akhirnya sebagian dari mereka harus ikut training terlebih dahulu (istilah marketingnya begitu sih), yaitu dengan marketing pintu ke pintu. Apakah ini pekerjaan kotor? Tergantung dari mana kita menyikapi dan memandang suatu pekerjaan tentunya. Asalkan dijalankan dengan benar dan santun, tentu akan memberikan hasil yang jauh lebih baik. Selain hasil berupa uang, ada bagian yang menarik dalam marketing ini. Pengalaman berkomunikasi dengan orang banyak dengan watak yang berbeda-beda akan memberikan kemampuan tersendiri bagi para marketer dalam membangun jati dirinya. Bahkan dia akan dapat membangun sebuah relasi yang luas dan kerjasama bisnis yang luar biasa.
Namun, apa yang terjadi ketika cara bisnis semacam ini dilakukan dengan cara yang licik atau tidak sopan? Bahaya tentu mengancam bagi kelangsungan bisnis itu sendiri, bahkan bisa merembet kepada pebisnis yang lain. Ketika ada kecurangan atau penipuan, bisa saja menimbulkan pemikiran dan persepsi jelek tentang cara bisnis ini. Sehingga ketika ada produk lain yang dipasarkan dengan metode seperti ini akan sulit, karena telah tertanam persepsi buruk di benak mereka. Merugikan bukan?
Jadi, apabila anda berminat dengan cara bisnis pintu ke pintu ini, saya rasa perlu diperhatikan sistem penyampaian informasi dan pelayanan yang baik, sehingga akan tercipta kerjasama bisnis yang luar biasa antara pihak penjual dan pembeli. Sehingga jika para marketer akan memasarkan produk-produk baru yang diluncurkan oleh perusahaan, telah terbentuk ikatan positif antara perusahaan dan pelanggan.
Banyak sekali lowongan kerja yang terpampang di koran maupun media lain yang menawarkan pekerjaan marketing, banyak pula peminatnya karena menjanjikan bonus yang besar. Dan pada akhirnya sebagian dari mereka harus ikut training terlebih dahulu (istilah marketingnya begitu sih), yaitu dengan marketing pintu ke pintu. Apakah ini pekerjaan kotor? Tergantung dari mana kita menyikapi dan memandang suatu pekerjaan tentunya. Asalkan dijalankan dengan benar dan santun, tentu akan memberikan hasil yang jauh lebih baik. Selain hasil berupa uang, ada bagian yang menarik dalam marketing ini. Pengalaman berkomunikasi dengan orang banyak dengan watak yang berbeda-beda akan memberikan kemampuan tersendiri bagi para marketer dalam membangun jati dirinya. Bahkan dia akan dapat membangun sebuah relasi yang luas dan kerjasama bisnis yang luar biasa.
Namun, apa yang terjadi ketika cara bisnis semacam ini dilakukan dengan cara yang licik atau tidak sopan? Bahaya tentu mengancam bagi kelangsungan bisnis itu sendiri, bahkan bisa merembet kepada pebisnis yang lain. Ketika ada kecurangan atau penipuan, bisa saja menimbulkan pemikiran dan persepsi jelek tentang cara bisnis ini. Sehingga ketika ada produk lain yang dipasarkan dengan metode seperti ini akan sulit, karena telah tertanam persepsi buruk di benak mereka. Merugikan bukan?
Jadi, apabila anda berminat dengan cara bisnis pintu ke pintu ini, saya rasa perlu diperhatikan sistem penyampaian informasi dan pelayanan yang baik, sehingga akan tercipta kerjasama bisnis yang luar biasa antara pihak penjual dan pembeli. Sehingga jika para marketer akan memasarkan produk-produk baru yang diluncurkan oleh perusahaan, telah terbentuk ikatan positif antara perusahaan dan pelanggan.
